Selasa, 17 September 2019

SURAT TULAK TULAK (AKSARA MANDAILING)

Penelitian para ahli Antorplogi fisik menyimpulkan manusia purba si Indonesia pada zaman pra sejarah seperti pithecanthrofus sudah mempunyai kemampuan bertutur (jacob 1980-1986), namun sejak kapankah bangsa Indonesia mulai mengenal aksara dan bagaimana proses terjadinya keanekaragaman bentuk aksara di Nusantara ? Apakah perkembangan kemampuan bertutur sejajar dengan kemampuan beraksara..? Tentu tidak, Dengan demikian Manusia Purba yang hidup pada zaman pra sejarah di Indonesia dianggap telah mampu berkomunikasi  dengan cara bertutur (bahasa lisan), kemampuan beraksara bangsa bangsa di nusantara ternyata  pada awal tarikh Masehi


Para pakar bahasa mengelompokkan aksara aksara di nusantara  antara lain yaitu Aksara Mandailing, Aksara Sanskerta, Aksara Rejang, Aksara Bali, Aksara Bugis dan Aksara Sunda. Ketujuh aksara ini merupakan turunan dari Aksara Pallawa yang merupakan penyebaran dari aksara brahmi india seatan. Sejarah mencatat bahwa aksara pallawa ininadalah aksara  tertua di nusantara  (Asia tenggara pada umumnya) yang disebarliaskan seiiring dengan penyebarluasan agama hindu dan budha. Jenis Aksara ini semula dipergunakan untuk menulis ajaran, mantra mantra suci (Damais 1995, Sedawati 1978). Jenis Aksara ini kemudian berkwmbang di asia tenggara  walaupun hanya terbatas atau tetpatri. Untik.menulis teks keagamaan, jenis aksara ini hampir dipastikan jaranh disertai penanggalam , namun melalui analisis palaeografis yakni perbandingan kemiripan type, gaya, bentuk aksara dari zaman ke zaman maka aksara di asia tenggara diperkirakan mulai pada abat ke pertama sampai ke tiga masehi.


Pada awalnya surat tulak tulak mandailing hanya digunakan untuk hal hal yang megis, dan religius. Ragam bahasa yang digunakan adalah ragam khusus untuk pustaha, Voorhoeve dan Parkin Lubis (1988;20) sepakat bahwa ragam bahasa pustaha ini dinamakan bajasa poda yang hanya terdapat di Mandailing. Maka pengetahuan tentang penulisan dan penggunaan hanya pada Datu seperti Datu Parlidung, Datu Pandaoni, dan Sibaso, hal ini sesuai dengan funsi utama surat tulak tulak yakni pada Ilmu Pengobatan, ilmu hitam, ilmu putih, Nujum/Parkalaan, Tarombo dan andung


Penyebaran aksara Mandailing menurut Vandertuk (1971;77)meggatakan dari wilayah selatan yakni Mandailing menuju ke dqerah Utara. HARRY PARKIN (1978;100) mengatakan bahwa berdasarkan beberapa aksara dan variasi bentuk dan penggunaannya dapat dipastilan bahwa daerah asal Aksara tulak tulak adalah Mansailing,  kemudian menyebar ke Toba,  terud le Simalungun, Pak pak dan Karo (Uli Kosox 1999; 79 telah melakukan pemetaan aksara)

(Bersambung...)
Jasinaloan
di Tulis oleh Zulkhairi Pulungan

1 komentar: