Pendirian sekolah guru (kweek scool) di Tano Bato oleh Willem Iskander pada tahun 1862 yang merupakan sekolah partikuler tertua nomor 3 di indonesia setelah pendirian kweek scool di Surakarta dan Bukit Tinggi, Keunggulan Kweek school Tano Bato afalah menggunakan bahasa pengantar bahasa mandailing dan surat tulak tulak, bahasa indonesia serta bahasa belanda, sedangkan kweek school surakarta dan bukit tinggi hanya menggunakan bahasa belanda, murid murid willem iskander bersebar menkadi guru ke seantaro Sumatera utara dan Sumatera Timur
Pada tahun 1875 Belanda membangun sekolah kweek school di Padang Sidempuan sebagai kelanjutan sekolah guru tabo bato. Pada awalnya disekolah kweek school padang sidempuan menggunakan bahasa Mandailing dan Aksara Mandailing (surat tulak tulak) sebagai bahasa pengantar. Pada masa perkembangannya karena murid muridnya sudah bercampur dengan orang Mandailing, Angkola, Sipirok, padang lawas, Toba, Simalungun dll maka untuk menjaga kebersamaan maka pemerintah /zending belanda mengubah nama aksara Mandailing dengan aksara batak, kemudian aksara mandailing (surat tulak tulak) menjadi Aksara Batak,, malah salah seorang guru paporit berasal dari Mandailing (pakantan) dipopulerkan dengan nama "guru batak" (lihat buletin Pangaduan lubis berjudul Parata Na Malos 1988;16).
Ntuk memperkuat Asumsi ilmiah, berikut beberapa pendapat ahli :
Harimurti Kridalaksana dalam kamus Linguistik (1984) menampilkan beberapa aksara daerah yang salah satunya adalah aksara Mandailing (surat tulak tulal), selanjtnya dikatakan bahwa aksara toba, Dairi, Karo dan simalungun yang sama bentuknya dengan aksara Mandailjng dapat diartikan sebagai varian dari aksara Mandailing.
Kemudian peneliti aksara yang bernama Kozok (1999;67) dengan memgutip pendapat Vander Tuuk (1971;71) dan Parkin (1978;100) disampaikan bahwa aksara ""NYA", "WA" dan "YA" hanya terdapat dalam aksara Mandailing, ketiga aksara ini tidak dapat di toba dan karo
Oleh Jasinaloan
Ditulis oleh Zulkhairi Pulungan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar